LIVE
3,605 sedang menonton

Saham Bank BUMN Turun, Peluang Dividen Besar Terbuka

Ilustrasi. Harga saham bank-bank BUMN anjlok hingga belasan persen dalam sebulan terakhir. DaunNews
Ilustrasi. Harga saham bank-bank BUMN anjlok hingga belasan persen dalam sebulan terakhir. DaunNews

Saham Bank Pelat Merah Rontok Imbas Perang Israel-Iran, Analis: Peluang Emas Raup Dividen Besar

Daun News – Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali mengguncang pasar keuangan global, termasuk bursa saham di Indonesia. Salah satu dampak yang paling terasa adalah anjloknya harga saham bank-bank pelat merah (BUMN) pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025.

Harga saham empat bank besar milik negara mengalami penurunan signifikan. Namun, di balik tekanan tersebut, para analis justru melihat peluang besar bagi investor jangka panjang, terutama yang memburu dividen yield tinggi dari saham perbankan.

Dalam artikel ini, Daun News mengulas secara mendalam kondisi saham bank BUMN, proyeksi kinerja laba hingga 2026, potensi dividen, serta strategi investasi yang bisa diambil investor cerdas dalam situasi volatil seperti sekarang.


Saham Bank BUMN Terkoreksi: Siapa yang Terpuruk Paling Dalam?

Pada penutupan perdagangan Senin (23/6), harga saham bank BUMN terkoreksi sebagai berikut:

  • PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) anjlok 2,25% ke level Rp 1.085

  • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,85% ke level Rp 3.720

  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melemah 1,22% ke Rp 4.060

  • PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terkoreksi 0,20% ke level Rp 4.920

Dalam satu bulan terakhir, penurunan harga saham bank pelat merah ini terbilang cukup dalam:

  • BBTN -14,23%

  • BBRI -13,89%

  • BMRI -10,14%

  • BBNI -9,78%

Kondisi ini memunculkan kekhawatiran, namun juga membuka pintu bagi investor oportunis.


📊 Cari Peluang di Tengah Ketidakpastian Pasar?

Gabung di Dauntogel! Dapatkan pengalaman hiburan digital dengan sistem aman dan transparan. Nikmati bonus besar setiap minggu!


Potensi Dividen Menggoda: Lebih dari 7%?

Menurut analisis Edi, seorang pengamat pasar modal, penurunan harga saham ini justru menciptakan peluang emas bagi investor yang fokus pada dividen.

“Kami menilai penurunan harga ini membuka kesempatan bagi investor untuk mendapatkan dividen yield yang menarik dari ketiga saham tersebut,” ujarnya dalam riset, Selasa (24/6).

Dengan harga saham yang lebih rendah, potensi dividend yield dari BMRI, BBRI, dan BBNI diproyeksikan bisa menembus lebih dari 7%, tergantung pada skenario pertumbuhan laba dan rasio pembagian dividen.

Namun, Edi juga memberi catatan bahwa rasio pembagian dividen pada 2025 kemungkinan tak setinggi 2024, mengingat kebutuhan modal untuk:

  1. Ekspansi bisnis perbankan

  2. Pendanaan untuk BPI Danantara, holding BUMN baru yang diperkirakan akan membutuhkan dukungan keuangan dari bank-bank pelat merah sebagai induk usaha.


Asumsi Laba Bersih 2025–2026: Optimisme Bertahap

Untuk memperkirakan potensi dividen, Edi menyusun asumsi pertumbuhan laba bersih bank BUMN pada 2025 dan 2026, sebagai berikut:

BankLaba Bersih 2025Laba Bersih 2026
BMRI+0,3%+7,7%
BBRI-2,8%+10,3%
BBNI+4,3%+8,6%

Kenaikan laba tersebut akan memengaruhi tingkat dividen yang bisa dibagikan, terlebih jika bank berhasil menjaga efisiensi operasional dan kualitas kredit.


Fundamental Tetap Kuat: Kredit Tumbuh, Risiko Terkendali

Meskipun harga saham melemah, secara fundamental, kinerja bank BUMN masih menunjukkan kekuatan.

Muhammad Wafi, Head of Research Korea Investment and Sekuritas, menegaskan bahwa valusi saham bank besar kini sangat menarik, terlebih dengan performa keuangan yang masih solid.

“Penyaluran kredit masih tumbuh dua digit, rata-rata NPL di bawah 3%, dan LLR coverage tergolong tinggi,” ujarnya.

Data ini menunjukkan bahwa bank pelat merah tetap sehat dan efisien, dengan kapasitas menanggung risiko kredit bermasalah yang mumpuni.


🎯 Main Aman, Dapat Cashback Tiap Hari!

Nikmati pengalaman bermain di Admintoto dengan promo cashback dan referral hingga 20%! Platform hiburan digital yang aman dan terpercaya.


Target Harga Saham: Potensi Rebound?

Dengan harga saham yang sedang terkoreksi, analis memprediksi bahwa ketiga saham unggulan bank BUMN bisa bangkit kembali ke harga ideal, yaitu:

  • BBRI: Rp 5.000

  • BBNI: Rp 5.200

  • BMRI: Rp 5.500

Valuasi ini dianggap layak melihat performa kinerja dan asumsi makroekonomi yang relatif stabil di tengah ketidakpastian global.


Kinerja Kuartal I 2025: Adu Laba Tiga Bank Jumbo

Berikut performa keuangan masing-masing bank besar pada Kuartal I 2025:

🏦 BBNI (Bank Negara Indonesia)

  • Laba bersih: Rp 5,38 triliun (naik 1,1% YoY)

  • Pertumbuhan kredit: 10,1% YoY

  • Pertumbuhan tabungan: 10,2% YoY

🏦 BMRI (Bank Mandiri)

  • Laba bersih: Rp 13,20 triliun (naik 3,89% YoY)

  • Pendapatan bunga: Rp 39,63 triliun (naik 11,51% YoY)

  • Pendapatan bunga bersih: Rp 28,73 triliun (naik 4,87% YoY)

🏦 BBRI (Bank Rakyat Indonesia)

  • Laba bersih: Rp 13,8 triliun (turun 13,63% YoY)

  • Net Interest Margin (NIM): turun dari 6,71% ke 6,28%

  • Pendapatan bunga bersih: Rp 35,85 triliun (turun 1,75%)

Meskipun BBRI mencatat penurunan laba, efisiensi operasional meningkat, dengan beban bunga membaik dari Rp 14,11 triliun menjadi Rp 13,99 triliun.


🎁 Main Harian Dapat Hadiah Langsung!

Gabung di Redmitoto dan nikmati bonus harian, mingguan, dan kejutan spesial setiap login! Hiburan digital paling seru dan terpercaya di Indonesia.


Strategi Investor: Saatnya Masuk atau Tunggu?

Bagi investor jangka panjang, kondisi saat ini bisa dianggap sebagai window of opportunity. Harga saham yang sedang rendah, dikombinasikan dengan potensi rebound dan dividen tinggi, adalah kombinasi yang menjanjikan.

Namun, perlu diperhatikan beberapa aspek:

  • Kestabilan geopolitik: Konflik Israel-Iran perlu terus dipantau

  • Kinerja ekonomi domestik: Termasuk inflasi, BI Rate, dan konsumsi rumah tangga

  • Rasio pembagian dividen: Apakah tetap kompetitif seperti tahun-tahun sebelumnya

Investor perlu menyusun portofolio dengan cermat dan mendiversifikasi risiko, termasuk tetap memantau berita global dan laporan keuangan kuartalan terbaru.


Penutup: Risiko dan Peluang Berdampingan

Penurunan harga saham bank BUMN saat ini adalah refleksi dari tekanan eksternal, bukan karena fundamental yang memburuk. Justru sebaliknya, laba masih tumbuh, kredit melaju, dan dividen menjanjikan.

Seperti pepatah investasi lama: "Buy when there's blood in the streets." Bagi investor cermat, saat seperti inilah waktu terbaik untuk memburu aset bernilai tinggi dengan harga diskon.

Apakah Anda siap menangkap peluangnya?

(Daun News)


Ditulis oleh Tim Redaksi
© 2025 DaunNews - Menyajikan Fakta, Bukan Sekadar Berita

Posting Komentar

0 Komentar