![]() |
IHSG Merosot Akibat Konflik Israel-Iran: Strategi Investasi Aman di Tengah Gejolak Pasar Global
Daun News – Pasar modal global kembali diterpa badai akibat meningkatnya ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran. Gejolak ini langsung berdampak pada pasar saham Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Senin pagi, 23 Juni 2025, tercatat melemah 1,32% ke level 6.815 pada pukul 09.41 WIB. Koreksi ini menunjukkan tekanan berkelanjutan pada pasar saham domestik yang sudah terjadi sejak pekan lalu.
Dibandingkan akhir tahun 2024, IHSG telah mengalami penurunan sekitar 4,9%, dengan catatan sepanjang pekan lalu (periode 16-20 Juni) IHSG anjlok 3,6%. Sementara pada akhir pekan sebelumnya, indeks sempat turun 0,88%, menunjukkan sentimen pasar yang cenderung risk-off akibat kondisi global yang semakin tidak menentu.
Pasar Saham Global Terkapar: Konflik Meningkat, Sentimen Melemah
Pelemahan IHSG tak terjadi sendirian. Indeks saham global seperti S&P 500 dan Nasdaq di Amerika Serikat juga mengalami koreksi mingguan masing-masing sebesar 0,2%. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average hanya naik tipis 0,08%, mencerminkan ketidakpastian pasar yang tinggi.
Ketegangan geopolitik memuncak setelah Iran melakukan aksi balasan terhadap Israel usai insiden pengeboman pada 13 Juni di Teheran. Sebagai bentuk respons, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya telah meluncurkan serangan udara ke tiga fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni 2025.
✦ Dauntogel: Hiburan Digital Aman, Bonus Menarik Tiap Hari!
Temukan keseruan tanpa batas hanya di Dauntogel. Dengan sistem keamanan terbaik dan bonus harian, Dauntogel jadi pilihan hiburan digital terpercaya. Daftar sekarang dan raih peluang menang lebih besar!
Ancaman Iran dan Kenaikan Harga Minyak Dunia
Aksi militer tersebut justru memperburuk eskalasi konflik dan memunculkan kekhawatiran serius akan perang terbuka, bahkan potensi konflik nuklir. Sebagai tanggapan, Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur strategis yang menjadi penghubung pengiriman minyak dunia antara Iran dan Uni Emirat Arab.
Ketakutan pasar akan gangguan pasokan minyak langsung berdampak pada harga minyak mentah. Harga minyak Brent naik 2,44% menjadi US$78,89 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat melonjak 2,53% menjadi US$75,71 per barel.
Beberapa analis memperkirakan jika konflik makin memanas dan produksi minyak Iran terganggu, harga minyak dunia bisa melonjak hingga menembus US$130 per barel. Kondisi ini sangat mungkin mendorong inflasi global, sekaligus memupus harapan pelonggaran suku bunga oleh bank sentral utama dunia, termasuk The Federal Reserve (The Fed).
The Fed dalam Dilema: Inflasi atau Suku Bunga?
Dengan harga minyak berpotensi melambung tinggi, risiko inflasi global menjadi perhatian utama. Kenaikan harga energi tentu akan berdampak langsung pada biaya produksi dan konsumsi global. Jika inflasi naik tajam, bank sentral seperti The Fed kemungkinan akan menunda rencana pemangkasan suku bunga yang sebelumnya sempat diantisipasi pasar.
Ketidakpastian ini menyebabkan pelaku pasar menjadi lebih hati-hati dalam mengambil keputusan investasi, termasuk di Indonesia.
✦ Admintoto: Main Seru dan Aman, Menangkan Hadiah Tiap Hari!
Bergabunglah dengan Admintoto, platform hiburan digital favorit. Dengan berbagai pilihan permainan seru, bonus cashback, dan keamanan data canggih, Admintoto jadi pilihan tepat untuk pengalaman bermain tanpa khawatir!
Strategi Investasi di Tengah Pasar Bearish
Menurut Tim Analis Bareksa, kondisi pasar yang tengah bergejolak membutuhkan pendekatan investasi yang bijak. Investor diminta untuk menyesuaikan strategi sesuai profil risiko masing-masing.
Berikut adalah rekomendasi strategi investasi dari Tim Analis Bareksa:
1. Investor Agresif
Disarankan untuk wait and see sampai kondisi pasar membaik. Saat ini, lebih baik mengalihkan dana sementara ke instrumen yang lebih aman seperti reksadana pasar uang untuk menjaga likuiditas.
2. Investor Moderat dan Konservatif
Disarankan untuk menambah alokasi di reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang. Kedua jenis instrumen ini relatif lebih stabil saat pasar saham dalam kondisi volatil.
3. Diversifikasi Portofolio
Menjaga keseimbangan antara aset berisiko tinggi dan rendah tetap menjadi strategi utama. Diversifikasi akan membantu meminimalkan kerugian saat pasar tertekan.
Rekomendasi Produk Reksadana Terbaik di Bareksa
Untuk mendukung investor dalam mengambil keputusan cerdas, Bareksa melalui tim analisnya telah merilis daftar Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap dan Top 5 Reksadana Pasar Uang yang bisa dipertimbangkan:
🥇 Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap (Bareksa Barometer)
![]() |
Sumber: Tim Analis Bareksa, kinerja per 20/6/2025 |
🥇 Top 5 Reksadana Pasar Uang (Bareksa Barometer)
![]() |
Sumber: Tim Analis Bareksa, kinerja per 20/6/2025 |
✦ Redmitoto: Hadiah Langsung Setiap Hari, Tanpa Ribet!
Nikmati hiburan digital menyenangkan di Redmitoto. Dengan hadiah langsung setiap kali bermain, Redmitoto hadir memberikan pengalaman seru dan penuh kejutan untuk semua pemain setia. Coba sekarang dan buktikan sendiri keseruannya!
Outlook Pasar Saham Indonesia: Risiko vs Peluang
Meski kondisi pasar sedang bearish, namun bagi sebagian investor, ini bisa menjadi momentum "buy on weakness", terutama bagi saham-saham blue chip yang nilainya terdiskon signifikan. Namun, perlu kehati-hatian dan evaluasi fundamental yang kuat.
Beberapa sektor yang bisa diperhatikan di tengah kondisi ini antara lain:
-
Sektor Energi, terutama perusahaan minyak dan gas, berpotensi diuntungkan dari naiknya harga minyak.
-
Sektor Konsumer, karena memiliki permintaan yang relatif stabil meski dalam kondisi ekonomi yang lesu.
-
Sektor Keuangan, meski sedang dalam tekanan, tetap menjadi barometer ekonomi jangka panjang.
Penutup: Waspada, tapi Tetap Rasional
Gejolak geopolitik antara Iran dan Israel telah mengguncang pasar global, termasuk Indonesia. IHSG tertekan tajam, harga minyak melonjak, dan kekhawatiran inflasi meningkat. Namun, dengan strategi yang tepat dan pemahaman terhadap profil risiko, investor tetap bisa menjaga portofolio mereka agar tetap aman dan produktif.
Kunci utama adalah diversifikasi, pemilihan instrumen yang tepat, serta kesabaran dalam menghadapi fase fluktuatif seperti saat ini.
Ditulis oleh Tim Redaksi
© 2025 DaunNews - Menyajikan Fakta, Bukan Sekadar Berita
Kunjungi juga: Daungroup Indonesia
0 Komentar